hari-hari yang membosankan

Pagi datang lewat jendela kamar kos yang tak pernah dibersihkan.

Hari senin. Hari yang sangat berat untuk sekedar membuka mata. Suara haha hihi kamar sebelah yang ribut masak sarapan di dapur umum membuatku terpaksa bangun. Dapurnya ada di sebelah kamarku persis, jadi semua suara pasti terdengar. Bisik bisik sekalipun. Pukul 08.00 Tanggal 17 Agustus 2020. Ah, hari kemerdekaan rupanya. Mengingat tanggal itu, aku dengan segera mengambil posisi duduk lalu mengambil hp dibawah bantal. Membuka aplikasi berwarna orange alias Shopee dan mengecek diskonan. Tetap masih sambil menguap juga rupanya. Sesuai dugaan, toko-toko memasang label sale 17% di produknya. Masih terlalu sedikit, batinku.

Masalahku setiap hari masih sama, terjebak skripsi. Dan pagi hari adalah kemalasan terbesar yang harus dihadapi. Harus mandi dan bersiap-siap ke perpustakaan kampus saja sudah malas, apalagi saat harus duduk membaca jurnal berbahasa inggris untuk referensi. Jam-jam kritis saat mataku sudah tidak bisa mentolerir otak untuk berpikir hanya 1 jam setelah membaca. Sebatas itu saja.

Dan hari hari yang membosankan dimulai.

Setengah hari waktuku dihabiskan di dalam perpus. Berangkat membawa otak yang kosong, pulang pun masih tetap kosong. Siangnya berkedok istirahat diisi dengan solat duhur, makan siang lalu tidur siang. Sore hari, karena merasa jam kerja sudah lewat rasa rasanya harus ikutan bersantai juga. Malamnya, tenggelam saat menonton drama, youtube, atau membaca buku. Dan jam tidur sudah datang lagi. Begitulah, 24 jamku dihabiskan.

Walaupun setiap hari terlihat santai. Nyatanya, kecemasan yang menumpuk semakin bertambah setiap harinya. Sia-siakah waktu yang kuhabiskan hari ini? Aku merasa progress skripsi tidak jalan sama sekali, apakah aku terlalu bodoh untuk mengerjakan skripsi? Apakah aku pantas untuk tidur malam ini? Apa yang akan terjadi pada hidupku di masa mendatang jika aku terus seperti ini? Begitulah kira-kira kecemasan-kecemasan pengantar tidur yang menjelma menjadi mimpi buruk hingga pagi datang.

Dan sekali lagi, hari-hari yang membosankan dimulai. Sebuah lingkaran setan yang seharusnya dipotong. Tetapi aku belum mempunyai keberanian serta cara untuk memotongnya. Siapapun itu, selamatkan aku dari lingkaran setan ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belum Berakhir

Rasa