Tentang Impian

“Suatu hari saat dimana aku berdiri di hadapan banyak orang, dan mereka tersenyum atas karya yang aku berikan, saat itu aku akan berkata “aku berhasil mencapai titik ini karena aku pernah bermimpi.”

Teruntuk makhluk lemah bernama manusia yang sedang mengejar mimpinya maupun yang sudah menggapai mimpinya. Selamat karena kalian mempunyai mimpi.

Apa jadinya hidup jika penghuni planet ini tidak mempunyai impian? Ya, kita tidak akan merasakan kenikmatan fasilitas yang saat ini ada. Kita akan tetap hidup di masa yang tidak berpengetahuan, terbelakang, dan tidak mempunyai masa depan.

Tentang impian adalah cerita yang ditulis sebagai langkah awal yang aku ambil untuk pencapaian-pencapaian di masa depan, yang suatu saat akan dibuktikan ketika aku sudah meraih apa yang diimpikan, dan aku akan berkata “aku berhasil mencapai titik ini karena aku pernah bermimpi.”

Menjadi sosok yang berpikiran dewasa, membangun keakraban dengan keluarga, berbaikan dengan teman lama, berdamai dengan rasa di waktu lampau. Semua itu adalah impian. Impian tidak harus tertuang dalam bentuk fisik yang dapat diukur dengan seberapa besar, seberapa tinggi, seberapa dan seberapa yang lain. Impian adalah bentuk sederhana yang mengajarkan kekuatan usaha, kerja keras, dan perjuangan untuk menggapainya. Sehingga impian itu bagiku istimewa.

Selain mimpi, ada kekuatan-kekuatan yang perlu mendampingi agar dalam pencapaiannya selaras sesuai keinginan. Usaha keras dan do’a. Terkadang impian dan realita memang tak sesuai, menyakitkan. Tapi bukan berarti kita harus hidup tanpa mimpi. Impian bisa diganti, bisa dicari sesuai real condition yang sedang kita jalani.


Aku, walaupun tak pernah bermimpi menjadi seorang lulusan sarjana teknik tapi apalah daya kalau jalan yang sudah terlanjur diambil berkecimpung di dunia tersebut. Melarikan diri? Aku pernah mencobanya. Tetap bersikeras dengan mimpi awal, mengorbankan banyak waktu, usaha, dan biaya. Tapi apa hasilnya? Nihil.

Solusi untuk kejadian dimana apa yang kita impikan tidak berbanding lurus dengan apa yang didapatkan adalah berdamai. Berdamai dengan keadaan, memeluk perasaan yang pernah terluka, mengubur impian dan membiarkan dia tumbuh sebagai kenangan. Perlahan, mulai mencari mimpi baru. Menancapkan bendera pada garis start, dan terus berjalan. Entah kita berhasil menancapkan bendera pada garis finish, atau harus mengubah jalur perjalanan, teruslah berjalan selama kita masih mampu bernapas di bumi yang Tuhan ciptakan, tetaplah berjalan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belum Berakhir

Rasa

hari-hari yang membosankan