Rindu
Sudah lama aku tidak merasa rindu. Ada suatu masa dimana aku
ingin bertanya kepadamu. Sekedar bertukar sapa. Tapi jiwa yang pendiam ini
memilih untuk menunggu. Ditemani oleh ketidakpastian, diselimuti keraguan.
Menunggu pun semakin menyesakkan.
Aku masih tetap menjadi pecundang yang rapat rapat menyimpan
perasaan. Aku tetap menjadi penikmat skenario cinta dalam diam. Waktu terus
berlalu. Setahun, dua tahun. Bisa jadi kau sudah tak sama. Rupa, suara, tata
krama. Bagiku tak masalah kau menjadi sosok yang berbeda, selama aku tetap
tercantum dalam daftar panjang orang yang pernah kau kenal. Tidak masalah.
Rindu datang di waktu yang tidak direncanakan. Membuat
kewalahan jika waktu yang tidak tepat itu datang. Seperti film lawas yang diputar
ulang, potongan potongan kisahpun terlintas. Seperti hujan yang tiba-tiba
mengguyur, tidak ada yang sanggup menghentikan. Begitupun denganku.
Aku tidak pernah melewatkan purnama, selalu sengaja
menyempatkan untuk menyaksikan. Karena purnama memiliki kisah tersendiri. Kisah
yang cukup untuk membuat rindu datang kembali. Itulah mengapa aku terkadang
menyalahkan purnama. Tapi betapapun aku membenci purnama, untuk kesekian kali
aku tetap mengaguminya. Tetap memilih untuk menunggunya.
Bersama dengan sederet kesibukan masing-masing, perlahan kita
menjadi orang asing. Tak pernah mempunyai waktu untuk bercengkerama. Apalagi
betukar sapa. Kita berjalan diruang yang berbeda. Bertemu dengan orang-orang
yang berbeda. Perlahan, dinding pemisahpun semakin kentara.
Entah darimana rindu berasal. Mungkin dibawa oleh angin,
atau mungkin turun bersama hujan. Yang pasti rindu selalu saja datang. Sekeras apapun aku menahan.
Sudah lama aku tidak merasa rindu.
Ceilehh, mandala😜😂
BalasHapus